Gatot dan RE Nainggolan se-ide bangun ekonomi Sumut

Dua tokoh Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho dan RE Nainggolan memiliki ide yang hampir sama dalam membangun perekonomian Sumatera Utara periode 2013-2018 mendatang. Keduanya sepaham bahwa penyediaan infrastruktur menjadi kunci utama untuk mengoptimalkan pemanfaatan berbagai potensi sumber daya alam Sumatera Utara demi kesejahteraan masyarakat.

Demikian terungkap dalam forum diskusi Visi Membangun Sumut tahun 2013-2018 yang dilaksanakan oleh Institut Solusi Indonesia (ISI) dengan menghadirkan ke dua tokoh pembangunan, di Swiss-bell Hotel International, baru-baru ini. Format dialog yang dibawakan moderator Direktur ISI Muhammad Ikhyar Harahap tersebut membahas program dan langkah pengembangan perekonomian yang akan dilakukan Gatot Pujo Nugroho dan RE Nainggolan apabila dipercaya memimpin Sumatera Utara pada 2013-2018.

Forum dialog juga mengadirkan para tokoh dari berbagai latar belakang, mulai birokrat, akademisi, organisasi keagamaan dan kepemudaan. Diantaranya, Sekda Provinsi Sumut Nurdin Lubis, Wakil Bupati Serdang Bedagai Soekirman, Wakil Bupati Labuhan Batu, Subhilhar, dari Akademisi ada Arif Nasution, anggota Komisi Perlindungan Anak Asia Tenggara Taufan Damanik, Dadang Darmawan, Irham Buana Nasution, Turunan B Gulo, dan lain sebagainya.




Pada kesempatan itu, RE Nainggolan yang juga mantan Sekda Sumut itu, menekankan pentingnya penyediaan infrastruktur sebagai prasyarat percepatan pembangunan ekonomi. Sementara Gatot Pujo Nugroho menambahkan, Sumut masih membutuhkan penyediaan berbagai infrastruktur ekonomi dan sosial. "Jalan memang penting, namun banyak lagi yang perlu dikembangkan di Sumatera Utara. Antara lain infrastruktur ekonomi antara lain pembangunan pembangkit energi listrik, penyedian pelabuhan laut dan udara yang representatif serta sistem transportasi yang lebih baik dan berbagai infrastruktur ekonomi lainnya," jelas Plt Gubernur Sumut tersebut.

Gatot menambahkan, Sumut ke depannya harus memainkan perananan penting dan diharapkan memberi kontribusi besar dalam pengembangan perekonomian nasional. Diantaranya melalui program Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Ekonomi Indonesia (MP3EI) dimana Sumut menjadi lokomotif pengembangan koridor Sumatera. Disamping itu, katanya, ada dua kawasan di Sumatera Utara yang termasuk dalam Kawasan Strategis Nasional, yaitu pengembangan kota metropolitan baru Kawasan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro) dan pengembangan ekonomi dan wisata Kawasan Danau Toba. Berbagai konsep pengembangan tersebut tentunya membutuhkan dukungan infrastruktur ekonomi yang sesuai sehingga penataannya dapat berjalan baik dan sebagaimana rencana.

Sementara itu, RE Nainggolan berpendapat bahwa infrastruktur harus di kedepankan karena berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraa masyarakat. Untuk penyediaan infrastruktur yang membutuhkan dana besar, kata RE Nainggolan, dibutuhkan kerjasama yang erat antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/kota dalam naungan pemerintah pusat. Kerjasama dapat dilakukan dengan membentuk North Sumatera Incoorporated, dimana pemerintah provinsi berperan sebagai koordinator BUMD, BUMN dan Pemkab/Pemko sehingga dapatb lebih fokus membangun Sumatera Utara.

Kedua tokoh ini juga sepakat pembangunan sumber daya manusia menjadi faktor penentu keberhasilan berbagai program yang ada. Karenanya, Gatot mengatakan perlu penyediaan berbagai ifrastruktur sosial dan budaya guna menumbuhkembangkan dan memelihara kekayaan sosial dan budaya yang ada di Sumatera Utara. Menurut Gatot, dengan keberagaman dan kearifan sosial yang ada di Sumut, menjadi kekuatan Sumut untuk mampu bersaing pada era globalisasi mendatang.

Sedangkan RE Nainggolan menyitir hasil penelitian yang menyebutkan bahwa 70 persen penentu keberhasilan wilayah adalah ditentukan oleh inovasi dan kreativitas. Karena itu, pembangunan manusia menjadi salah satu penentu keberhasilan Sumut ke depannya.

WASPADA ONLINE

Share