Calon Gubernur Sumut dari jalur independen yang sudah resmi mengikrarkan diri untuk maju adalah Hasbullah Hadi. Ketua DPW Al Jamiyatul Washliyah Sumut tersebut optimis menang dalam Pilkada Sumut dengan dukungan yang sudah mereka galang dari anggota Al Washliyah maupun masyarakat umum.
Hasbullah menuturkan, dirinya maju dalam Pilgub Sumut 2013 karena desakan masyarakat yang menginginkan munculnya calon gubernur independen. "Ini berawal dari keinginan masyarakat. Masyarakat datang ke Al Washliyah, menyampaikan keinginan mereka untuk calon gubernur independen," kata Hasbullah kepada Waspada Online, tadi malam.
Dia menjelaskan, sebelum maju, ada beberapa tahap yang dilakukan Al Washliyah. Setelah dirapatkan oleh majelis urusan politik Al Washliyah, diputuskanlah Ketua DPW Al Washliyah yakni Hasbullah Hadi untuk maju ke Pilgub Sumut dari jalur independen. Tahap kedua adalah proses pengumpulan KTP yang sedang berlangsung saat ini. "Sudah dua minggu berlangsung, dan sudah 50 ribu KTP yang terkumpul," ungkapnya.
Menurut Hasbullah, KTP yang terkumpul itu bukan saja dari anggota Al Washliyah, tapi juga dari masyarakat lainnya. Dan KTP yang terkumpul itu berasal dari beberapa daerah, yakni Kabupaten Langkat, Medan, Deli Serdang, Batubara, Sibolga, dan Tapanuli Tengah (Tapteng).
Anggota DPRD Sumut ini optimis, bahwa calon independen bisa berbicara banyak pada Pigub Sumut, 2013 mendatang. Meskipun, banyak pihak meragukan calon independen bisa bersaing dengan calon dari partai politik (parpol). "Saya bilang tidak. Karena, kalau parpol melalui mesin partai, strukturnya sampai ke tingkat paling bawah, desa, kita organisasi sosial juga strukturnya sampai ke ranting paling bawah, sampai ke desa. Bedanya, kalau parpol anggotanya kan cair, artinya masih mengambang, bisa pindah, tapi kader ormas lebih militan," ungkapnya optimis.
Menurut politisi dari Demokrat tersebut, kecintaan kader Ormas lebih besar dibanding parpol. Ketika disinggung perlunya kriteria untuk maju sebagai calon independen, seperti popular dan memiliki track record yang baik, Hasbullah semakin percaya diri bahwa dia telah memenuhi kriteria tersebut. "Kalau kriteria populer, track record, saya kira, nama-nama yang muncul hampir sama rata-rata, di bidang pemerintahan hampir sama. Saya dengan Rudolf hampir sama, Rudolf saja bisa, masa' saya nggak bisa," ujarnya mantap.
Meski masyarkat Sumut masih pragmatis, dalam artian bisa menerima tawaran-tawaran yang menguntungkan, namun Hasbullah percaya bahwa gubernur independen bisa lebih memberikan edukasi ke masyarakat. "Kalau harus mengeluarkan uang sampai Rp100 miliar untuk jadi gubernur, itu nanti kalau sudah terpilih tidak akan memikirkan rakyat, tapi memikirkan cara bagaimana untuk balik modal. Kalau independen kan bisa lebih membangun, kita harus didik masyarakat, bahwa demokrasi bukan dengan transaksi, harus dari ketulusan dan keikhlasan, bukan bayaran-bayaran," tandasnya.
Sementara itu, analis politik dari Universitas Muhammadyah Sumatera Utara (UMSU), Nahlil Khairiah mengatakan, peluang calon independen untuk menang dalam Pilgub Sumut kecil bila dibandingkan dengan calon dari parpol. Kecuali, calon tersebut memiliki sejumlah kriteria, seperti populer secara multikultural, punya penghargaan untuk Sumut yang hasilnya bisa dirasakan masyarakat dan track record yang baik, atau kalau dari militer yang tekenal dimasyarakat luas. Namun dia melihat, dari nama-nama yang muncul untuk maju dalam Pilgub Sumut 2013, belum ada yang memenuhi kriteria tersebut.
(dat03/wol)
WASPADA ONLINE
No comments:
Post a Comment