Custom Search

Pesta Danau Toba 2010, Forum Danau Toba Sepakat Lestarikan Ekosistem Kawasan Danau Toba (EKDT).

MYCULTURED


PDT 2010 berlangsung selama lima hari sejak dibuka, Rabu (20/10) dan hari penutupan dijadwalkan, Minggu (24/10). Pada hari pertama PDT 2010 menyajikan beragam acara, berbagai kegiatan dilakukan sejak pagi hari, kegiatan yang paling utama melibatkan peran masyarakat yaitu Forum Danau Toba.

Forum Danau Toba digelar pada saat PDT 2010, Kamis (21/10) di Parapat bertujuan untuk memformulasikan dan mengakomodasi peran serta masyarakat untuk secara aktif dalam pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba (EKDT).

Berdasarkan pantauan SIB bahwa tujuan Forum Danau Toba diselenggarakan untuk terbentuknya Forum masyarakat di Bidang Usaha Hotel dan Restoran, Dunia usaha perkapalan dan UKM seperti pedagang souvenir, sepakat untuk berpartisipasi dalam rangka pemulihan, pemeliharaan dan pelestarian EKDT.

Peserta Forum Danau Toba bidang usaha perhotelan diikuti 26 pengusaha perhotelan dan 35 Kepala Sekolah SMA dan para kepala Dinas yang ada di Tapanuli Utara, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Karo. Sementara peserta bidang usaha perkapalan diikuti oleh Ferry Ajibata, Ferry Simanindo, Pengusaha Kapal Penumpang di Parapat dan Ajibata.

Komitmen dan kesepakatan yang dilahirkan dalam Forum Danau Toba ditandatangani dan disepakati bersama oleh para pengusaha perhotelan dan restoran, pedagang souvenir, perkapalan, kepala sekolah dan dinas pendidikan sebagai dokumen yang nyata sebagai upaya pengembangan pariwisata Danau Toba dan akan diserahkan kepada ketua PDT 2010 Parlindungan Purba SH pada saat acara penutupan, Minggu (24/10).

Komitmen pernyataan Forum Danau Toba disepakati sebagai berikut, bahwa masyarakat sepakat untuk meningkatkan kegiatan nyata penataan lingkungan kepariwisataan di dalam dan di luar kawasan hotel mulai dari penataan taman dan pepohonan di lingkungan hotel dan restoran masing – masing serta memberikan dukungan nyata secara materil dalam meningkatkan kebersihan dan penerangan jalan – jalan wisata, serta turut menjaga keamanan lingkungan yang bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat sekitar. Kedua sepakat untuk memberikan Unit Pengelolaan Lapangan (UPL) disetiap hotel dan restoran agar limbah cair jangan dibuang ke Danau Toba sesuai dengan peraturan dan perundang undangan yang berlaku.

Kesepakatan ketiga membangun hubungan kemesraan yang lebih hangat antara pengusaha hotel/restoran dengan masyarakat sekitar, mulai dari melakukan pembelian kebutuhan sayur organik, melakukan pembelian kebutuhan peralatan hotel seperti, sandal, ambal, krai dan berbagai souvenir lainnya yang memungkinkan hasil kerajinan tangan berbahan baku eceng gondok atau yang dihasilkan oleh pengrajin masyarakat sekitar.

Keempat melakukan penyusunan paket – paket wisata dan mengagendakan secara konkrit pelaksanaan even serta menyebarluaskan informasi penyelenggaraan kepada para pengunjung hotel/restoran. Kesepakatan yang kelima membantu memfasilitasi penyelenggaraan sanggar seni dan budaya tradisional yang dapat menghasilkan seniman – seniman muda berbakat.

Sementara pengusaha perkapalan menyepakati tidak membuang limbah cair, padat, sampah dan oli bekas ke perairan Danau Toba, setiap kapal akan menyediakan tempat sampah, berusaha menciptakan kondisi kapal yang laik layar, kemudian melengkapi semua alat – alat keselamatan pelayaran seperti pelampung yang selalu siap berfungsi.
Acara forum Danau Toba dipandu oleh Ir Masdin Girsang MSi dan Ir Bahari Panjaitan dengan menghadirkan nara sumber di antaranya Joe Nasrun direktur Akademi Pariwisata Darma Agung, Nalom Tambunan Kasubdis Dinas Pariwisata Provinsi, Renward Parapat Kasubdis Dinas Perhubungan Provinsi Sumut.

*Otorita Asahan Serahkan Bantuan Beasiswa Rp 20,115 milliar
Dalam acara pembukaan Pesta Danau Toba yang berlangsung, Rabu (20/10) di Open stage Parapat, Otorita Asahan menyerahkan bantuan beasiswa Otorita Asahan tahun ajaran 2010/2011 untuk 12.123 siswa dan 260 Mahasiswa S1 dan S2 yang berasal dari 10 kabupaten/kota sekitar proyek Asahan yaitu, Kabupaten Tapanuli Utara, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Samosir, Simalungun, Karo, Dairi, Batubara, Asahan dan Kota Tanjung Balai.

Beasiswa ini diserahkan secara simbolis oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujonugroho dan Ketua Otorita Asahan Ir Effendi Sirait kepada 5 orang siswa dan mahasiswa mewakili 12.123 siswa dan 260 mahasiswa.

Nilai bantuan beasiswa Otorita Asahan masing – masing untuk SD Rp100.000 perbulan, SLTP Rp125.000 perbulan, SLTA Rp150.000 perbulan dengan jumlah anggaran Rp17.403.000.000 dan untuk mahasiswa S1 Rp800.000 perbulan, dan mahasiswa S2 Rp1.250.000 perbulan dengan jumlah anggaran Rp2.721.000.000 sehingga total anggaran beasiswa Otorita Asahan Tahun Ajaran 2010 – 2011 adalah Rp20.115.000.000
Otorita Asahan telah memberikan beasiswa sejak tahun 2003 secara terus menerus dan ditingkatkan setiap tahunnya, Otorita Asahan juga terus memberikan bantuan program konservasi lingkungan, pemberdayaan masyarakat dan pembangunan infrastruktur perdesaan untuk masyarakat sekitar proyek asahan.

* FESTIVAL TARI DAERAH
Rangkaian kegiatan PDT dirangkai juga dengan pertunjukan festival tari daerah, Kamis (21/10), di mulai pukul 10.00 Wib di Open Stage Pagoda Parapat. 6 kontingen ikut sebagai peserta festival yakni, kontingen Tapanuli Utara, Medan, Simalungun, Tobasa, Humbahas dan Samosir.

Tampil sebagai juri pada festival itu, Asmadi SPd dari Dewan Kesenian Medan, Irfansyah dari Taman Budaya Medan dan Hj Dillina Adlin MPd dari Sendra Tasik Unimed Medan.

Kegiatan tersebut dipandu MC Lamhot Sihombing dan pemenang festival tari daerah akan diumumkan pada penutupan pesta Danau Toba, Minggu (24/10).
Sebelumnya, Rabu (20/10) malam, di Open Stage ditampilkan Opera Batak, pentas seni Danau Toba dan hiburan rakyat menampilkan artis ibu kota Putri Silitonga, trio hubers dan the fresh band.

Tor-tor (tarian) “Sigale-gale” tampil memukau pada malam itu. Tarian yang berdurasi 15 menit tersebut menampilkan 11 orang penari dari sanggar seni budaya Lusido Ajibata.

Kordinator sanggar seni budaya Lusido Rismon R Mangatur Sirait menuturkan, tor-tor sigale-gale merupakan tarian sakral mengisahkan pada zaman dahulu seorang raja hanya mempunyai seorang anak yang akan menjadi pewaris tahta kerajaan. Tetapi suatu ketika anak raja tersebut tiba tiba sakit dan tak lama meninggal dunia kemudian sang raja merasa sangat sedih setelah anaknya meninggal.

Selanjutnya, raja memerintahkan tukang ukir terbaik di kerajaan agar membuat patung manusia yang terbuat dari kayu yang mirip dengan wajah anaknya. Setelah patung selesai, raja kemudian menyuruh datu bolon (dukun sakti) agar dapat menghidupkan patung tersebut layaknya seperti manusia dan didaulat menari di halaman kerajaan dan sekarang patung tersebut dinamakan Sigale – gale

sumber : hariansib

No comments:

Post a Comment

Masukkan Email Anda Disini untuk dapat artikel terbaru dari BUDAYA BATAK:

Delivered by FeedBurner

KOMENTAR NI AKKA DONGAN....!!!

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...