Custom Search

Menbudpar berhalangan, panitia Pesta Danau Toba 2010 kecewa

MYCULTURED

Pesta Danau Toba 2010, resmi dibuka hari ini (20/10). Namun pihak panitia prihatin karena Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI Jero Wacik yang dijadwalkan membuka pesta rakyat Sumatera Utara tersebut, batal hadir.

"Secara pribadi kita kecewa karena ketidakhadiran Menteri Pariwisata Pak Jero Wacik ke PDT nantinya. Sebenarnya, kita sangat berharap di jauh-jauh hari Pak Jero Wacik berkenan hadir ke Medan dan bergabung dalam PDT di Danau Toba," kata Ketua Umum Panitia PDT 2010 Parlindungan Purba, pagi ini.

Namun, kata Parlindungan, walaupun Menteri Pariwisata tidak hadir dalam memeriahkan Pesta Danau Toba di tahun ini, pelaksanaan pesta yang diperuntukan tidak hanya bagi masyarakat Sumut, tapi juga seluruh warga Indonesia serta turis luar negeri tetap berlangsung.

"Ini kan bukan pestanya Manteri Pariwisata. Tapi ini pesta semua masyarakat Sumut, bahkan seluruh warga Indonesia dan turis dari luar negeri. Ini yang paling perlu, pelaksanaannya tetap kita jalankan dengan meriah agar menarik turis lebih banyak untuk datang ke Sumut," ujarnya.

Terkait dengan persiapan akhir Pesta Danau Toba 2010, Parlindungan mengatakan, pihaknya telah meminta Dinas Perhubungan untuk memeriksa kelayakan angkutan danau (ferry) yang bakal digunakan para wisatawan di Danau Toba.

”Jangan sampai ada ferry yang mengalami kerusakan atau kehabisan bahan bakar saat berada di tengah danau. Kemudian, jangan ada ferry yang mengangkut penumpang hingga melebihi kapasitas muatan sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tegas Parlindungan dam mengharapkan seluruh maskapai penerbangan yang melintas di atas obyek wisata Danau Toba mengumumkan kepada seluruh penumpang tentang adanya pelaksanaan PDT 2010.

Sementara itu, Kepala Badan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar RI) I Gede Itana menilai Kota Medan belum memiliki sarana berkapasitas besar untuk menggelar kegiatan MICE (Meeting, Insentif, Convention dan Eksibision) tingkat Asean. Kondisi ini sangat memalukan sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia dan Metropolitan.

Menurutnya, saat ini di Indonesia baru dua lokasi Jakarta dan Bali yang memiliki sarana tersebut. Apabila Medan memiliki sarana gedung berkapasitas besar yang bisa menyelenggarakan kegiatan tersebut dalam satu gedung, maka bisa menjadi tuan rumah Asean Tourism Forum. Sebab, Kota Medan merupakan salah satu kandidat penyelenggara.

Dia menambahkan, banyak keuntungan yang didapat bila menjadi tuan rumah kegiatan itu. Kunjungan wisata di kota tersebut berlipat ganda dengan peserta mencapai ratusan, belum lagi keluarga dan anaknya. Kota tersebut bisa mempromosikan apa saja objek wisata, budaya maupun keseniannya dan memperoleh pendapatan daerah yang bertambah.

Sekda Kota Medan HM Fitriyus yang dikritisi perihal masalah tersebut mengatakan pembuatan gedung sekelas JCC tidak hanya tugas pemerintah saja, tapi juga pihak swasta. Sebab, tidak sedikit anggaran yang dihabiskan untuk membangunnya dan pemerintah hanya bisa mengajak investor melalui Asita dan dinas pariwisata untuk berinvestasi di bidang ini.

“Kami akan dorong pihak swasta mencari investor dari luar berinvestasi di bidang ini. Sebab, tidak harus Pemko karena anggarannya cukup besar,” katanya.

sumber : WASPADA

No comments:

Post a Comment

Masukkan Email Anda Disini untuk dapat artikel terbaru dari BUDAYA BATAK:

Delivered by FeedBurner

KOMENTAR NI AKKA DONGAN....!!!

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...