Itu terjadi saat sang ibunda almarhum Edward, hendak melihat jasad anaknya, di kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (22/5/2012).
Pantauan Tribunnews.com, Marisi dan dua anggota keluarga lainnya, dipanggil Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri, untuk melihat kondisi jenazah Edward, sesuai nomor antrean yang sudah diambil.
"Ibu belum melihat, kami baru dijelaskan kondisi jenazah oleh psikolog. Kondisinya payah sekali," kata Uneng Panggabean, adik Edward.
Marisi histeris saat ditanya oleh anggota Tim DVI, apakah siap melihat jenazah di dalam ruang ante mortem, dengan didampingi dua psikolog dan seorang polwan.
Di tengah pemaparan itu, tiba-tiba Marisi menangis histeris. Uneng menceritakan, Marisi langsung lemas setelah mendengar penjelasan psikolog soal kondisi jenazah.
Akhirnya, jenazah Edward hanya dilihat dua anggota keluarga yang lain, yakni adik almarhum, Benhard Panggabean dan adik ipar Edward, Kapten Herlis Panggabean.
Tribunnews.
No comments:
Post a Comment