"Bapak kuat dengan prinsip yang dipegang," kata Aviva Nababan, putri Asmara Nababan ketika ditemui di rumah duka, Jalan Rasamala Raya Nomor 31, Jakarta, Minggu 31 Oktober 2010.
Menurut dia, pesan itu disampaikan Asmara sejak anak-anaknya masih kecil. Asmara, seperti dituturkan Aviva, selalu berpesan agar anak-anaknya jangan mau dipengaruhi kehidupan dunia dan kekayaan. "Wasiat cuma itu, tidak ada pesan khusus," ujarnya.
Dia menambahkan, keluarga tidak menduga almarhum meninggal begitu cepat. Pagi hari sebelum meninggal, keluarga masih memandikan. Walaupun saat itu, Asmara tidak bisa berbicara, karena kerongkongan masih dipasangi alat bantu pernafasan.
Namun, sekitar pukul 23.00 waktu setempat, tekanan darah turun drastis. Pukul 00.30 waktu setempat, Kamis 28 Oktober 2010, Asmara akhirnya meninggal dunia. Asmara meninggal di sebuah rumah sakit di Guangzhou, China, karena penyakit kanker paru-paru yang lama dideritanya.
Jenazah saat ini disemayamkan di rumah duka Jalan Rasamala Raya Nomor 31, Jakarta Selatan dan akan dimakamkan besok, Senin 1 November 2010 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan pukul 16.30 WIB.
Sebelum dimakamkan, jenazah akan dibawa ke Komnas HAM sekitar pukul 12.30 WIB, Senin.
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment