Ketua Panitia Pesta Danau Toba 2010 Parlindungan Purba mengatakan lokasi pengembangan ikan air tawar di perairan Danau Toba khususnya di sekitar Haranggaol, Simalungun memerlukan kajian mendalam, sehingga masyarakat tidak merugi dan pariwisata di Danau Toba tetap berkembang.
“Perlu kajian khusus mengenai pengembangan zonasi ikan air tawar agar daya dukung Danau Toba tidak terlalu berat,” ujarnya di Haranggaol, kemarin.
Parlindungan mengharapkan agar masyarakat dan pemerintah mau bekerja sama membangun perekonomian daerah itu dengan menetapkan Haranggaol sebagai salah satu zona perikanan.
Namun, dia mengharapkan daya dukung perairan Danau Toba perlu diperhatikan agar budi daya ikan air tawar tidak dilakukan di seluruh kawasan itu.
Pada kesempatan sama Wakil Gubernur Sumut Gatot Pujonugroho mengatakan sebenarnya penetapan zona perikanan di Haranggaol tersebut belum legal.
Dia menjanjikan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara akan meningkatkan peranannya dalam penataan kembali kawasan Danau Toba. “Haranggaol dapat ditata kembali sebagi zona perikanan yang baik dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI G.R.K. Hemas juga menjanjikan penetapan zona perikanan di Kecamatan Haranggaol akan dibahas dalam rapat Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Haranggaol, Bresman Purba menyampaikan sekitar 300 orang masyarakat yang mengelola keramba jala apung (KJA) di daerah itu dengan menghasilkan ikan rata-rata 1 ton per bulan dan siap dijual ke pasar lokal.
Restu pemda
Masyarakat, sambungnya, menginginkan Haranggaol sebagai zona perikanan di kawasan Danau Toba yang resmi dari pemerintah.
“Petani KJA pernah menghadapi kesulitan pendanaan dan bibit yang masih membeli dari luar daerah,sementara bibit atau benih ikan sangat terbatas dan sulit diperoleh di Haranggaol. Pemerintah provinsi melalui dinas perikanan dan kelautan diharapkan berkenan membuat balai benih untuk memasok kebutuhan petani,” katanya.
Pemerintah Provinsi Sumut mengklaim terus mengembangkan pariwisata di kawasan itu di antaranya melalui Pesta Danau Toba 2010.
Kepala Badan Pengembangan SDM Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, I Gde Pitana, dalam sambutannya mewakili Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik seperti dikutip Antara pada 4 Oktober, mengatakan Danau Toba sempat menjadi ikon pariwisata Indonesia tetapi dalam beberapa tahun terakhir seakan terlupakan.
Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Sumatra Utara, berdasarkan data BPS, melalui tiga pintu masuk pada Agustus mencapai 13.585 orang mengalami penurunan sebesar 16,18% dibandingkan dengan realisasi Juli yang mencapai 16.207 orang.
Namun, jika dibandingkan dengan bulan yang sama 2009, jumlah wisman pada Agustus mengalami peningkatan 5,10% yaitu dari 12.926 orang menjadi 13.585 orang.
Pitana menambahkan Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan pariwisata RI pada semester 1/2010 mencapai rata-rata 13%, pada periode yang sama pertumbuhan pariwisata Sumut hanya 7,3%.
Oleh: Bisnis Indonesia
No comments:
Post a Comment