Custom Search

Nikmatnya Mi Gomak Sumut ...

"Mi gomak" menjadi menu favorit berbuka puasa sebagian masyarakat pada setiap Ramadhan karena makanan khas daerah Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara tersebut memiliki cita rasa unik dan dapat dibeli dengan mudah di warung-warung setempat.

"’Mi gomak’ menjadi makanan khas favorit bagi kami sehingga terasa kurang afdol berbuka puasa jika tidak menikmati hidangan spesial tersebut," kata H Hasibuan, seorang warga di Balige, Sumatera Utara, Rabu (25/7/2012).

Pada umumnya, kata dia, warga setempat ataupun daerah lain di sekitar kawasan Tapanuli sudah tidak asing lagi dengan jenis kuliner tersebut. Bahkan orang luar kota pun selalu mencari makanan spesifik tersebut untuk dijadikan sebagai menu berbuka.




Disebut "mi gomak", kata dia, karena cara penyajiannya cukup unik, yakni "digomak" (digenggam langsung) menggunakan tangan saat menyajikannya ke dalam wadah sebelum ditaburi kuah santan dengan bumbu "andaliman" (sejenis bumbu penyedap khas) yang tumbuhnya hanya ada di daerah Tapanuli.

"Rasanya unik, enak dan nikmat dengan harga yang relatif tidak terlalu mahal serta cocok sebagai menu spesial untuk berbuka puasa," kata Hasibuan.

H Sibarani, warga yang lain, menambahkan, dirnya bersama keluarga menjadikan kuliner itu sebagai makanan kegemaran. Hampir setiap bulan Ramadhan mereka menikmatinya sebagai hidangan khas yang disajikan untuk berbuka puasa.

Sementara itu, Boru Napit, seorang pedagang "mi gomak" di Pusat Jajanan Kota Balige mengaku, kiosnya selalu ramai diserbu para pembeli dan menjadikannya sebagai salah satu menu pilihan berbuka setiap Ramadhan. Penganan khas itu mendatangkan keuntungan yang relatif cukup besar baginya.

Ia mengatakan, cara menyajikan mi tersebut sangat sederhana, yakni cukup dengan merebusnya dengan air panas dan selanjutnya menaburkan kuah santan dengan bumbu-bumbu khas yang khusus.

Selain itu, kata dia, bahan mentahnya yang terdiri dari mi kuning kering, mudah ditemukan di pasar setempat sehingga penganan ini sangat populer dan cukup dikenal oleh masyarakat.

"Orang menyebutnya sebagai ’spaghetti’ Batak karena bentuk dan cara penyajiannya yang hampir sama. Cuma rasanya yang berbeda," kata Boru Napit sambil melayani pembelinya.

Disebutkannya, hingga hari kelima bulan Ramadhan, dirinya telah mengolah lima kilogram tepung menjadi mi kuning.

"Setiap satu porsi spaghetti Batak ini, saya jual Rp5.000,- dan meskipun banyak pedagang yang menjual masakan yang sama, saya merasa tidak ada persaingan, sebab jumlah pembelinya pun lumayan banyak," katanya.

Sumber : Antara

Sumber: KOMPAS




No comments:

Post a Comment

Masukkan Email Anda Disini untuk dapat artikel terbaru dari BUDAYA BATAK:

Delivered by FeedBurner

KOMENTAR NI AKKA DONGAN....!!!

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...