"Intinya, Pilgub Sumut 2013 harus disikapi lebih arif, lebih cerdas dan masyarakat harus lebih siap dan dipersiapkan secara lebih matang," katanya dalam Diskusi Nasional Majelis Pakar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sumut, di Medan, tadi malam.
Dia menuturkan, bahwa kehadiran pemimpin sangat mempengaruhi perubahan di tengah masyarakat. "Oleh sebab itu, harus lebih hati-hati memilih gubernur pada Pilgubsu 2013 jika masyarakat menginginkan perubahan lebih signifikan bagi kemajuan Sumut ke arah yang lebih baik ke depan," ungkapnya
Akbar Tanjung juga mengisyaratkan bahwa Pemilihan Gubernur Sumut akan membetot perhatian nasional. Mantan Ketua DPR RI ini menegaskan, dalam perspektif Islam pemimpin yang didambakan itu memiliki sifat siddiq (jujur), tabligh (mampu berkomunikasi dengan rakyat), amanah (menjaga integritas dan tidak korup) serta fathanah (cerdas, arif dan bijaksana).
"Pengalaman Sumut pada 2008 lalu harus menjadi pembelajaran bagi masyarakat. Kita tentu tidak menginginkan tidak ada perubahan di Sumut. Pilgubsu 2013 lah momentum strategis jika ingin perubahan itu," tuturnya.
Akbar juga mengakui, saat ini sedang digodok pemilihan gubernur kembali ke DPRD provinsi. Namun, dia menyatakan Pilgub Sumut Maret 2013 masih dengan pemilihan langsung oleh rakyat. "Itulah sebabnya harus cerdas memanfaatkannya. Pilihlah pemimpin yang diyakini mampu mengelola sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang sangat potensial ini," tegasnya.
Diskusi bertajuk Konstalasi Perpolitikan Nasional Jelang 2014 dan Implikasinya terhadap Pilkada Sumut 2013 juga menghadirkan narasumber Ketua Majelis Pakar KAHMI Sumut H Syofyan Raz, Rektor USU Sjahril Pasaribu, Anggota DPRD Sumut Bustami HS, politisi dari berbagai parpol dan keluarga KAHMI dari teknokrat, pengusaha maupun birokrat diantaranya Ketua Bappeda Sumut, Riadil A Lubis.
Ketua Penyelenggara Awaluddin Thayeb mengemukakan, isu Pilpres dan Pilgubsu sangat berpengaruh di masyarakat sehingga Majelis Pakar KAHMI sangat respon mengikuti perkembangan konstalasi perpolitikan nasional maupun lokal ini.
Pada kesempatan tersebut, Akbar juga mengakui konstelasi politik nasional dewasa ini cenderung memanas seiring dengan perubahan perundang-undangan di bidang politik termasuk kasus-kasus maupun kebijakan seperti permasalahan Bank Century, konversi BBM, pertanahan, konflik horizontal bermuatan SARA di berbagai daerah. "Isu ini semakin krusial dengan beredarnya rumor maupun SMS tentang pergantian Presiden di tengah jalan antara tahun 2012 dan 2013. Semua pihak harus menyikapi ini secara arif, jangan sampai mengganggu sendi-sendi nasional, berbangsa dan bernegara," ujarnya.
Tentang calon independen, mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar ini pada prinsipnya mendukung seiring dengan dinamika kehidupan aspirasi rakyat termasuk perkembangan media massa dan jejaring sosial yang mempengaruhi perpolitikan nasional.
Sementara itu, Ketua Majelis Pakar KAHMI Sumut, Sofyan Raz mengemukakan pihak sedang mengevaluasi secara objektif figur yang diinginkan masyarakat Sumut menjadi gubernur mendatang. Dia mengakui beberapa nama sudah beredar di masyarakat antara lain Gatot Pujo Nugroho (Plt Gubsu), Gus Irawan Pasaribu (Dirut Bank Sumut) dan Letjen AY Nasution dan Chairuman Harahap (Anggota DPR-RI).
Pada dialog ini juga muncul keinginan diusung calon intelektual dari kampus yang alumni USU. Menanggapi ini Syofyan Raz langsung merespon bahwa Rektor USU Sjahril Pasaribu layak dipertimbangkan.
WASPADA ONLINE
No comments:
Post a Comment