Custom Search

Profesor Midian Sirait Tutup Usia Minggu (9/1)

Cendekiawan Kristen yang telah banyak memberikan pemikiran terhadap pembangunan kepemudaan, politik dan demokrasi di Tanah Air, Prof Dr Midian Sirait meninggal dunia, di Jakarta, Minggu (9/1).

Pria kelahiran Lumban Sirait, Sumatera Utara pada 12 November 1928 ini meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Jakarta Selatan, setelah dirawat beberapa waktu karena mengidap penyakit ginjal.

Pernah menjadi wartawan. Midian Sirait adalah salah satu wartawan Suara Karya yang menulis berita untuk mengisi penerbitan perdana Harian Umum Suara Karya yang terbit pada 11 Maret 1971. Dia menulis berita tentang kegiatan dan pidato Presiden Soeharto di depan masyarakat Rangkasbitung, Banten, menjelang pemilihan umum 1971.

Mantan Ketua DPR Akbar Tanjung menilai almarhum Midian Sirait sebagai seorang tokoh yang peduli terhadap kepemudaan. Pemikiran Midian Sirait yang tertuang dalam buku tentang kepemudaan cukup strategis dalam pembangunan telah terbukti dalam proses pembangunan Indonesia.

Akbar Tandjung menjelaskan, hasil karya Midian Sirait dalam memajukan kepemudaan antara lain eksistensi organisasi kepemudaan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).

Midian juga adalah salah satu pemikir organisasi Golongan Karya (Golkar) di masa Orde Baru. Dia salah satu tokoh pendiri dan perumus doktrin Golkar. Almarhum seorang tokoh yang cerdas dan konsisten untuk memberikan pemikiran kepada bangsa dan negara, khususnya dalam memajukan kepemudaan.

"Almarhum termasuk penyumbang pemikiran tentang konsep-konsep demokrasi dan politik di Tanah Air," ujar Akbar.

Menurut Akbar, almarhum Midian Sirait menapaki karier politik dan pekerjaan mulai dari bawah. Bahkan, Midian pernah menjadi tukang kayu hingga menjabat posisi penting dalam birokrasi pemerintahan. "Tidak banyak orang meraih sukses seperti almarhum," ujar dia.

Midian Sirait pernah menerima anugerah Bintang Gerilya, Setya Lencana Perang Kemerdekaan I dan II serta Satya Lencana Penegak dari Presiden Soaharto.

Sejak reformasi 1998, Guru Besar Institut Teknologi Bandung ini mendirikan partai baru yang berasaskan nilai kekristenan, yakni Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB). "Saya masih ingat pernyataan almarhum, meskipun keluar dari Golkar tetapi Golkar akan selalu tetap berada dalam hatinya," kenang Akbar. (.suarakarya)
(Sumber: mediaindonesia)

MYCULTURED

No comments:

Post a Comment

Masukkan Email Anda Disini untuk dapat artikel terbaru dari BUDAYA BATAK:

Delivered by FeedBurner

KOMENTAR NI AKKA DONGAN....!!!

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...