Custom Search

Darius Marpaung (1927-1979) Pembelajar Politik, Capres 1978

MYCULTURED

Bernama lengkap Sintua Darius Onggar Djulu Marpaung. Dikenal sebagai politisi, aktivis di gerakan buruh dan keagamaan (Kristen) serta sejumlah organisasi internasional. Anggota DPR/MPR-GR pada era Soekarno itu pun memberanikan diri mencalonkan diri sebagai Presiden pada 1978 sekadar memberikan pembelajaran politik.

Pria kelahiran 18 September 1927 di Sitio-tio, Porsea, Tapanuli Utara, bergelar Ompu Ni Si Daniel Doli, yang meninggal dunia 11 Desember 1979, itu di bidang kerohanian, misalnya, ia aktif menyelenggarakan kebaktian-kebaktian kebangunan rohani, serta aktif di organisasi Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI, dahulu DGI, Dewan Gereja-Gereja di Indonesia).

Di bidang organisasi perburuhan, Darius Marpaung terpilih menjadi Ketua Umum KESPEKRI (Kesatuan Pekerja Kristen Indonesia), dan juga menjadi Ketua KABI (Kesatuan Aksi Buruh Indonesia).

Pada era pemerintahan Presiden Soekarno, Darius Marpaung terpilih sebagai anggota DPR/MPR GR. Ia berhasil meraih kursi perwakilan di perlemen karena aktivitas politiknya di bidang buruh dan kekristenan, terutama terkait kedudukannya selaku Ketua Kesatuan Pekerja Kristen Seluruh Indonesia (Kespekri), dan yang lebih menonjol lagi Ketua Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI).

Di era Orde Lama hingga Orde Baru pamor dan nama Darius Marpaung sudah bergema sebagai tokoh perburuhan Indonesia, memberinya berbagai kesempatan berkunjung ke luar negeri untuk berbicara khusus mengenai persoalan buruh di forum-forum internasional. Misalnya, menghadiri konferensi internasional Brotherhood of Asian Trade Unionist (BATU), konferensi Lutheran World Federation (LWF), maupun konferensi International Labor Organization (ILO).

Sampai-sampai Presiden Amerika Serikat Richard Nixon, ketika itu, pernah mengundang Darius untuk sarapan pagi bersama atau breakfast meeting di Gedung Putih, Washington DC, AS, sambil bercakap-cakap masalah buruh.

Dia anak pertama dari 11 orang bersaudara dari pasangan Ayah Ure Philemon Marpaung, dan Ibu boru Siahaan/boru Silaen. Ke-10 adik-adik Darius Marpaung itu adalah, Ny. Saulina Bertha Napitupulu br. Marpaung (Alm), Ny. Paian Rengsi Siahaan br. Marpaung (Alm), Ny. Erika Omas Damanik br. Marpaung (Alm), Ny. Nurmala Manullang br. Marpaung, Ny. Sulhia Sitorus br. Marpaung, Djodjor Rospita br. Manullang (Alm), Parlaungan Soaduon Marpaung (Alm), Ny. Norma Lydia Siagian br. Marpaung, Ny. Evita Ria Pasaribu br. Marpaung, dan Golfrit Tasman Marpaung.

Calonkan Diri Presiden 1978
Karena kepopuleran dan idealisme politik, Darius Marpaung pada tahun 1978 melakukan sebuah exercise politik kelas tinggi yang tergolong sangat berani ketika itu, yakni mencalonkan diri menjadi Presiden Republik Indonesia pada Pemilu tahun 1978.

Semua orang tahu era itu adalah era yang mustahil untuk berbeda pendapat dengan penguasa, apalagi bila berkehendak menyamai dan menggantikan kedudukan penguasa Orde Baru. Karena itu, semua anak-anak terlebih Intan Marpaung sebagai anak tertua, melarang keras keinginan Sang Ayah dengan mengatakan, pencalonan itu adalah mustahil, hal yang tidak mungkin dapat terealisasi.

Darius Marpaung anak pertama dari 11 bersaudara dari pasangan Ayah Ure Philemon Marpaung dan Ibu boru Siahaan/boru Silaen, kendati tokoh yang sudah mendunia di kalangan buruh dan umat Kristen, karena berasal dari kelompok minoritas yang beragama Kristen, dalam sudut pandang konsep mayoritas-minoritas tidak mungkin bisa naik menjadi pimpinan nasional.

Berbeda kalau didasarkan pada pertimbangan suku bangsa Batak, yang juga minoritas, dalam pertimbangan Intan masihlah bisa diterima masyarakat lain. Buktinya, Adam Malik adalah orang Batak bermarga Batubara kendati jarang sekali menggunakannya, bisa meraih kursi sebagai orang kedua setelah Pak Harto pada periode tahun 1978-1983.

Ketidakmungkinan dari sudut minoritas agama dijawab Darius, salah seorang yang juga tercatat sebagai Sekber Golkar mewakili organisasi Gabungan Karyawan Republik Indonesia (GAKARI), dengan mengutip ayat kitab suci, yang berbunyi, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Dengan keyakinan penuh Darius tetap mencalonkan diri sebagai calon Presiden RI periode tahun 1978-1983, hingga hampir semua masyarakat di tanah air menjadi tahu betul akan hal itu. Hingga beberapa ta¬hun sesudahnya pun, In¬tan Marpaung, kalau ber¬kunjung ke kampung ha¬laman Porsea, sangat pa¬ham, hampir semua orang sudah tahu bahwa Ayahnya pernah mencalonkan diri sebagai Presiden RI tahun di 1978.

Di bidang sosial budaya dan kedaerahan, Darius Marpaung aktif sebagai Ketua Yayasan Kebudayaan Batak Se Indonesia pertama, dan atas inisiatif dia lah maka sebuah rumah batak (Sopo) orisinil bida didatangkan langsung dari kampung halaman Tanah Batak, untuk didirikan di Hotel Hilton, Jakarta, pada saat berlangsung pesta kebaktian syukuran marga Marpaung se Jabotabek, pada tahun 1975.

Selain sebagai organisatoris, Darius Marpaung juga sangat aktif sebagai politisi. Namanya tercatat sebagai salah seorang pendiri Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), mewakili organisasi politik GAKARI (Gabungan Karyawan Republik Indonesia).

Darius Marpaung sebagai seorang politisi sekaligus negarawan ketika itu, sangat memperhatikan perkembangan masalah demokrasi di tanah air. Menurutnya, demokrasi di Indonesia tidak sesuai dengan kenyataan. Kesimpulan penilaian inilah yang mendorongnya pada suatu masa di tahun 1978 melakukan sebuah exercise politik kelas tinggi, dengan mencalonkan diri sebagai Presiden RI pada Pemilu Tahun 1978.

Darius Marpaung tidak kecewa meski mencalonan diri dan nama Presiden Soeharto tetap terpilih, karena sesungguhnya Darius sudah menjadi “Presiden” di Keluarga Besar Marpaung.

Menikahi Hafny Silitonga
Darius Marpaung pada tanggal 19 Juli 1954 menikah dengan Hafny Siti Ragam Silitonga. Hafny Silitonga seorang gadis Batak kelahiran Medan pada 6 Juni 1935 menjelang matahari terbit, dari pasangan Ayah Justine Rufinus Silitonga dan Ibu Maria Caroline br. Simorangkir.

Hafny Silitonga adalah anak keempat dari delapan bersaudara. Diurut dari ang tertua adalah, Ny. Ani Siti Bonur Sihombing br. Silitonga, adik dari mantan Ephorus HKBP T. Sihombing, lalu Victor Silitonga (Alm), Tianggur Silitonga (Alm), St. Hafny Siti Ragam Marpaung br. Silitonga, Ny. Agusta Simamora br. Silitonga, Saut Marulak K. Silitonga, dr. John Silitonga, dan si bungsu Binsar Silitonga.

Hafny Silitonga dibesarkan dalam keluarga yang sederhana, namun ketika masa kecil dapat bersekolah di Khalsa English School, Medan. Hafny adalah juga cucu dari Pendeta pertama Gereja H.Ch.B (Huria Christian Batak) di Tarutung. Namun, posisi sebagai cucu pendeta rupaya bukan jaminan hidup akan diselamatkan Yesus. Ia sering merasa kurang sejahtera, dan takut mati karena belum mengenal Yesus secara pribadi.

Rupanya Tuhan memiliki rencana indah buat gadis Hafny. Pada waktu berusia 19 tahun Hafny dipertemukan Tuhan dengan dengan seorang pria yang bekerja sebagai Direktur SMA KADER, terletak di Jalan Pegangsaan, Jakarta, yang bermnama Darius Onggar Djulu Marpaung. Mulanya Hafny ingin melanjut menyelesaikan pendidikan di SMA KADER, sebab pendidikan setingkat ini belum tersedia di Kota Medan ketika itu. Maka Hafny pun sempat menjadi murid bagi Darius selama beberapa bulan di SMA KADER, sebelum akhirnya menerima pinangan dari sang pujaan hati ini untuk menikah pada tanggal 19 Juli 1954. Mereka dipersatukan Tuhan sebagai suamiistri.

Hafny Silitonga menyelesaikan pendidikan SD hingga SMP di Khalsa English School, Medan, termasuk SMA hingga kelas dua tanpa selesai. Di SMA KADER Jakarta, Hafny tetap tak bisa menyelesaikan pendidikan SMA karena tidak sempat mengikuti ujian terakhir sebab kebutu berumahtangga setelah menyatakan mau menerima pinangan Darius Marpaung. Setelah berumahtangga Hafny pernah duduk di bangku kuliah Akademi Bahasa Asing (ABA) di Jalan Sabang, Jakarta selama setahun, hingga pernah mengajar Bahasa Inggris di LIA sebagai guru pembantu selama tiga bulan.

Pada tanggal 16 September pasangan Darius-Hafny dikaruniai Tuhan seorang anak perempuan, yang lalu mereka namakan Intan Dameria Darmawati br. Marpaung. Anak kedua juga perempuan, Magdalena Suzanna Budiarti br. Marpaung, lahir 14 September 1956. Anak ketiga lahir seorang laki-laki, pada tanggal 10 Januari 1958 dan diberi nama Sahala Baharadja Marpaung.

Pada saat Hafny sedang mengandung anak keempat, pasangan suami-istri Darius-Hafny sempat melakukan perjalanan dinas ke Jepang, dan kepadanya dititipkanlah nama anak yang sedang dikandung itu yakni Leonardo Otsu Makino Marpaung, seorang laki-laki yang lahir pada tanggal 22 Desember 1959. Dua tahun kemudian, pada tanggal 31 Juli 1961 lahirlah anak laki-laki Julison Partahi Tulus Marpaung sebagai anak kelima.

Kemudian pada tanggal 13 Maret 1963 Tuhan mengaruniakan kembali seorang anak perempuan, diberi nama Nina Sabrina br. Marpaung. Pada masa pergolakan menjelang G.30.S/PKI, pada tanggal 28 September 1964 lahirlah seorang anak laki-laki yang menjadi bungsu dari semuanya atau sebagai anak ketujuh, dan dinamakan Karev Bakti Nusa Marpaung.

Dalam mengarungi kehidupan rumahtangga ini Sang Ibunda Ny. Hafny Siti Ragam Marpaung br. Silitonga seringkali ditinggal pergi oleh Sang Ayah Darius Onggar Djulu Marpaung ke luar negeri, dalam rangka menghadiri konferensi-konferensi sejumlah organisasi internasional. Seperti, karena kedudukannya sebagai anggota turut menghadiri konferensi Brotherhood of Asian Unionist (BATU), konferensi Lutheren World Federatian (L.W.F.), maupun konferensi International Labor Organization (I.L.O.).

Meskipun sering bertugas ke luar negeri, dalam beberapa kesempatan Darius mengajak pula istrinya Hafny Silitonga ini ke luar negeri. Sepanjang hidupnya tercatat sudah tujuh kali Hafny Silitonga keliling dunia, diantaranya menghadiri Seminar dan Konferensi Kerohanian dan Perburuhan. Pada tahun 1975, misalnya, Hafny mengikuti International Conference World Evangelization (ICOWE) di Swiss, bersama-sama dengan rombongan dari Indonesia diantaranya Kolonel Maludin Simbolon, Brigjen Ricardo Siahaan, Alfred Simanjuntak (dari BPK Gunung Mulia).

Yang paling berkesan dalam kunjungan Hafny ke luar negeri adalah, tatkala Tuhan mengizinkan dia sekolahdi Grandrapids California mengambil Teacher Training on Child Evangelization selama dua tahun, hingga berhasil meraih diploma. Selesai mengikuti pendidikan ini Hafny mengajar di empat Sekolah Dasar (SD) sebagai tenaga honorer, lalu bekerja di Child Evangelization Fellowship (C.E.F.) sebagai tenaga penuh.

Di-recall dari DPR-GR
Menjelang akhir tahun 1970-an hampir setiap akhir tahun Darius Marpaung sering sakit. Dengan terpaksa harus menjalani perawatan ke luar negeri, yakni di Texas, AS, yang mengakibatkan ia di-recall dari keanggotaan parlemen di DPR-GR. Mengahdapi semua ini Hafny tetap dapat bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan sebab Tuhan sudah mempersiapkan Hafny sebagai seorang istri yang kuat untuk menjalani hidup.

Pada tanggal 11 Desember 1979 Darius Marpaung akhirnya berpulang ke rumah Allah Bapa di Surga, pada usia 52 tahun. Ketika itu baru anak tertua, perempuan, Intan Dameria Darmawati, M.Sc, MBA bekerja di sebuah perusahaan asing milik Jepang, yang sudah menikah dengan St. Drs. Monang Sitorus, SH, MBA, sekarang menjabat sebagai Bupati di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, pada tanggal 17 Februari 1978, dan sudah diakruniakan pula seorang anak laki-laki yang diberi nama Daniel Pardomuan Roosevelt Sitorus. Dari cucu pertama ini pulalah, sesuai tradisi kehidupan warga Batak Darius Marpaung digelari nama baru Ompu Si Daniel Doli.

Adik-adik Intan lainnya masih sekolah semua, dan si bungsu baru duduk di bangku SMP. Pada bulan januari 1979 pula, keluarga Darius Marpaung sempat mengangkat seorang anak peremuan, Duma Nus Purwati br. Marpaung, yang dinikahi oleh St. Frans S.M.D Napitupulu.

Kehilangan suami justru membuat Hafny “ditangkap” oleh Tuhan, dia mulai aktif mengikuti Persekutuan Doa (PD) yang diadakan oleh YPPII di tiap rumah. Hafny dimenangkan oleh Firman Tuhan yang tertulis dalam Yesaya 54:5, Hafny pun meletakkan Yesus sebagai suaminya yang abadi. Tuhan Yesus luar biasa kepada janda-janda yang datang berserah kepada-Nya. Tuhanlah yang mengatur perjalanan hidup Hafny sehingga ia tak perlu khawatir.

Demikianlah, tahun demi tahun seorang janda bernama Ny. Hafny Marpaungbr. Silitonga membimbing dan membesrkan ketujuh anak-anaknya. Pada tanggal 7 Desember 1983 Hafny menikahkan anak keduanya, Magdalena Suzanna Budiarti br. Marpaung, saat itu ia sudah bekerja di harian sore Sinar Harapan, dengan Yanche Penehas Henokh seorang wiraswasta.

Anak ketiga, Drs. Sahala Baharadja Marpaung, MM, yang ketika itu bekreja di Bank Bumi Daya (BBD, sekarang Bank Mandiri), menikah dengan Dra. Kathrine br. Hutabarat, yang berprofesi sebagai guru, pada tanggal 1 Desember 1984. Pada tanggal 19 September 1986 putri bungu Nina Sabrina br. Marpaung, yang bekerja di Kedutaan Amerika Serikat, menikah dengan Ir. Polin M. Sihombing, seorang lulusan ITB Bandung yang kini bekerja di PT (Persero) PLN.

Anak yang keempat, Komisaris Besar Polisi Drs. Leonardo Otsu Makino Marpaung, lulusan AKBRI Kepolisian, menikah dengan Tio Harliyana br. Aritonang, SH, Sp.N pada 15 April 1988. Anak kelima, Drs. Julison Partahi Tulus Marpaung, AK, MM, yang bekerja di BPKP setelah menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Jakarta, menikah dengan Elinda Lusiana br. Pasaribu, B.Sc, yang bekerja di sebuah perusahaan swasta, pada 11 Oktober 1991.

Si bungsu Letkol TNI (Art) Karev Bakti Nusa Marpaung, lulusan AKABRI Darat yang kini bertugas sebagai Komandan Kodim di Madiun, Jawa Timur, menikah dengan Diana Jeanne br. Silitonga, BA pada 8 Agustus 1994. Selain itu, pada tanggal7 Januari 1997 Hafny mengangkat lagi seorang anak, Ir. Daniel Pangihutan Marpaung, yang menikah dengan Martha br. Silitonga, AKp.

Perjalanan hidup Hafny Silitonga terus saja beriringan bersama Yesus, semakin mengenal Yesus secara pribadi, dan Yesus pun memberkati Hafny dan keluarga besar. Hafny aktif mengikuti kegaitan-kegiatan rohani. Beliau pernah membuka Institut Panti Rias, dimana murid-muridnya cukup banyak yang mengikuti ujian yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tuhan memberkati usaha tersebut. Di malam hari Hafny masih mengikuti Sekolah Alkitab Malam (SAM), yang diselenggarakan oleh YPPII. Tuhan memberkati Hafny dengan melimpah ruah, semua putra-putrinya menikah dengan pasangan yang dari Tuhan.Rumah tangga anak-anaknya sehat-sehat dan penuh damai sejahtera.

Saat ini Hafny Silitongan memunyai 24 orang cucu, dan seorang Nono yang juga menjadi Nini. Dengan demikian, seluruh keturunan Hafnya berjumlah 45 orang. Menantu pertamanya pun, St. Monang Sitorus, SH. MBA pada tanggal 27 Juni 2005 berhasil memenangkan Pilkada di Kabupaten Toba Samosir, berpasangan dengan ir. Mindo Tua Siagian, M.Sc. Kedua pasangan Bupati dan Wakil Bupati ini dilantik pada tanggal 12 Agustus 2005 oleh Gubernur Sumatera Utara, Tengku Rizal Nurdin (Almarhum) atas nama Menteri Dalam Negeri RI.

Nama:St. Darius Onggar Djulu Marpaung
Lahir:Sitio-tio, Porsea, 18 September 1927
Meninggal:11 Desember 1979
Agama:Kristen
Isteri:Hafny Siti Ragam Silitonga, lahir 6 Juni 1935 (Menikah 19 Juli 1954)

Anak:
1. Intan Dameria Darmawati Marpaung, B.Sc MBA/Drs. Monang Sitorus, SH, MBA (Bupati Toba Samosir, Sumatera Utara)
2. Magdalena Suzanna Budiarti Marpaung/Yanche Penehas Henokh
3. Drs. Sahala Baharadja Marpaung, MM/Drs. Kathrine br. Hutabarat
4. Nina Sabrina Marpaung/Ir. Polin M. Sihombing
5. Kombes Drs. Leonardo Otsu Makino Marpaung/Tio Harliyana Aritonang, SH, Sp.N
6. Drs. Julison Partahi Tulus Marpaung, AK, MM/Elinda Lusiana br. Pasaribu, B.Sc
7. Letkol TNI (Art) Karev Bakti Nusa Marpaung/Diana Jeanne br. Silitonga, BA

Pengalaman Organisasi:
-Anggota DPR-GR
-Pendiri Sekber Golkar mewakili organisasi GAKARI (Gabungan Karyawan Republik Indonesia)
-Calon Presiden RI Tahun 1978
-Ketua Umum Kesatuan Pekerja Kristen Indonesia (KESPEKRI)
-Ketua Kesatuan Aksi Buruh seluruh Indonesia (KABI)
-Anggota Lutheren World Federation (LWF)
-Anggota Dewan Gereja-Gereja se Indonesia (DGI, sekarang PGI)
-Anggota International Labor Organization (ILO)
-Anggota Brotherhood Asian Trade Unionist (BATU)
-Ketua Yayasan Kebudayaan Batak se Indonesia

*** (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)

TOKOH BATAK :

No comments:

Post a Comment

Masukkan Email Anda Disini untuk dapat artikel terbaru dari BUDAYA BATAK:

Delivered by FeedBurner

KOMENTAR NI AKKA DONGAN....!!!

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...