MYCULTURED
Banyaknya generasi muda yang bermarga bahkan bermarga Rambe sekalipun banyak tidak mengetahui silsilah asal marga mereka karena tidak diajarkan oleh orangtua atau tidak mau tahu dan enggan bertanya. Sehingga ketika mereka menjadi dewasa barulah bertanya "siapakah aku, dan bagaimana asal usul marga ku?" sehingga disaat sudah mulai mengembangkan dirinya pada saat yang sama baru ia mulai mempelajari dan menemukan jati dirinya.Kunjungan wartawan MSI di kediaman salah seorang tokoh adapt yang juga sudah ditunjuk dan dinobatkan sebagai Raja Adat marga Rambe, Drs. Baresman Rambe, ST disambut baik serta bercerita panjang soal sililah asal-muasal marga Rambe sehingga beberapa jam lamanya perbincangan menjadi asyik dan enggan untuk ditutup. Berikut silsilah seperti apa yang diceritakan Drs. Baresman Rambe, ST :
Pada awalnya seorang yang bernama Toga Simamora memiliki isteri yang bernama Boru Saribu Raja dan memperoleh keturunan yang bernama Tuan Sumerham dan seorang puteri dalam keadaan buta matanya yang bernama Tio Pipian boru Siregar. Kemudian Toga Simamora melakukan perkawinan kedua dengan Boru Lottung dan memiliki anak yang Purba, Manalu, Debataraja. Dan sebelumnya Boru Lottung sudah melakukan perkawinan dengan Tuan Sihombing yang mempunyai keturunan Nababan, Silaban, Lumban Toruan dan Hutasoit.
Dalam hal ini bahwa Tuan Sumerham dan adik perempuannya yang buta serta saudara tirinya (Purba, Manalu, dan Debataraja) adalah satu bapak Toga Simamora tapi lain ibu. Kemudian Purba, Manalu dan Debataraja memiliki saudara tiri Nababan, Silaban, Lumban Toruan dan Hutasoit sebagai saudara satu ibu beda ayah yaitu Boru Lottung.
Dalam hal ini Tuan Sumerham adalah keturunan pekawinan pertama Toga Simamora dengan Boru Saribu Raja. Tetapi setelah Tuan Sumerham kawin dengan Boru Siregar Silali dan bertempat tinggal di Tano Tippang Bakkara, tapi mereka sama sekali tidak mendapatkan keturunan. Sehingga banyak perkataan serta tidak bersahabat serta hinaan menerpa Tuan Sumerham dari saudara tiri dan orang-orang sekelilingnya.
Karena hinaan dan perkataan tidak sedap tersebut, Tuan Sumerham bersama isterinya Boru Siregar Silali pergi meninggalkan Tano Tippang Bakkara dengan membawa dan menyimpan pusaka peninggalan ayahnya Toga Simamora yang tidak dimiliki oleh saudara tirinya yaitu : Pustaha berupa buku tulisan batak kuno dibawa, Gong ditinggalkan dan dikubur di sekitar rumahnya, tangkai tombak dikubur disekitar rumahnya tetapi mata tombak yang terbuat dari emas dibawa, Pedang dibawa dan sarungnya ditinggalkan Banggar-banggar Bagas Bolon (Godang).
Selain beberapa peninggalan Toga Simamora sang ayah Tuan Sumerham, Tuan Sumerham juga membawa segenggam tanah dari daerah Tano Tippang Bakkara daerah yang ditinggalkan Tuan Sumerham dan ketika sampai di Lobu Tondang, Tuan Sumerham menyamakan tanah yang dibawanya dari Tano Tippang Bakkara dengan tanah yang dia injak saat itu yaitu tanah Lobu Tondang dan ternyatah kedua jenis tanah ini sama. Akhirnya Tuan Sumerham memutuskan untuk tinggal di Lobu Tondang dan hidup dalam keadaan sulit karena tidak ada makanan karena belum ada pertanian.
Di Lobu Tondang sendiri ada pohon Rambe yang selalu berbuah tanpa mengenal musim, dari pohon Rambe inilah mereka hidup disamping dari berburu bersama isterinya. Keanehan terjadi, ketika setelah mengkonsumsi buah Rambe, Tuan Sumerham dan isterinya sejak dari dulu tidak mempunyai keturunan, dikejutkan dengan hamilnya Boru Siregar Silali isteri Tuan Sumerham. Buah Rambe rambe yang mereka makan itu dianggap mempunyai pengaruh dan kekuatan sehingga mereka memiliki keturunan, setiap tahun anak mereka bertambah yaitu : Rambe Toga Purba, Rambe Raja Nalu, Rambe Anak Raja dan seorang puteri Surta Mulia Boru Rambe.
Dengan perjalanan yang sangat panjang keturunan Tuan Sumerham menjadi dewasa dan melakukan perkawinan secara bersamaan dengan puteri keturunan Raja Tuktung. Rambe Toga Purba kawin dengan Boru Pardosi yang pertama, Rambe Raja Nalu kawin dengan Boru Pardosi yang ketiga, Rambe Anak Raja kawin dengan Boru Pardosi yang kedua.
Rambe Toga Purba mempunyai anak yang bernama Babiat Humorang dan Oppu Burtan, sedangkan Rambe Raja Nalu mempunyai anak Palti Raja, Tuan Habonaran dan Bajara Ronggur serta Rambe Anak Raja mempunyai anak Raja Perak, Raja Mole-mole dan Tumpak Martahi.
Sejarah Baginda Sojuangon
Banyak pendapat yang menyatakan bahwa Baginda Sojuangon adalah berada dalam generasi kelima dari Tuan Sumerham. Tapi banyak juga menyatakan bahwa ada pada generasi ketujuh dari Tuan Sumerham. Pendapat itu sama-sama benar tergantung kita melihat dan mengurutkannya secara jelas.
Anak kedua dari Rambe Raja Nalu yaitu Tuan Habonaran dianggap sebagai Baginda Sojuangon sebelum berganti nama di Tapanuli Selatan. Ada juga yang menyatakan bahwa Baginda Sojuangon Rambe adalah keturunan dari Raja Perak anak pertama dari Rambe Anak Raja yang merupakan adik dari Rambe Raja Nalu yang mempunyai anak Tunggu Dijuji yang merantau ke Aceh dan tidak diketahui sejarahnya dan Raja Nagurguron yang dianggap sebagai ayah Baginda Sojuangon (yang berada di Tapanuli Selatan dan adiknya yang bernama Guru Sojuangon (yang berada di Pakkat).
Dalam perantauan Baginda Sojuangon ke Tapanuli Selatan (menurut versi Raja Perak) kawin dengan Boru Nasution dan mempunyai anak : Namora Dibatu, Namora Toba, Namora Digargaran dan Guru Muloha.
Bahwa Baginda Sojuangon adalah berasal Dari Rambe Raja Nalu yaitu keturunan dari Tuan Habonaran. Baginda Sojuangon mempunyai anak : Tuan Jabat, Namora Dibatu Bolon, Namora Digargaron, Namora Toba dan Sutan Gunung Maloha. Dan itu nama-nama anak dari Baginda Sojuangon versi Rambe Raja Nalu mirip dengan anak-anak Baginda Sojuangon versi Rambe Anak Raja yaitu Raja Perak.
Versi Rambe Raja Nalu juga menyatakan bahwa Baginda Sojuangon sebelum pergi ke Tapanuli Selatan telah meninggalkan anak di Pakkat. Setelah besar anak ini menyusul ayahnya dari Pakkat ke Tapanuli Selatan dan bekerja sebagai Pandai Besi sertawa mengawini Boru Nasution. Kemudian setelah itu di Merantau ke Tanah Lubis dan mengaku sebagai Lubis. Dalam hal ini silsilah Rambe juga pasti tercatat dalam silsilah Lubis itu sendiri.
Baginda Sojuangon adalah oppugn bagi marga Rambe yang ada di Tapanuli Selatan, sudah sepantasnya kita bisa menggali sejarah dan silsilah untuk membuktikan jati diri kita secara adat dalam membangun bangsa dan Negara Indonesia.
(sumber : www.metrostarindonesia.com)
No comments:
Post a Comment