Kornel, atau yang akrab disapa Onye, merupakan Kepala Divisi Integrasi Bisnis PT Dirgantara Indonesia. Onye merupakan satu dari 37 penumpang Sukhoi Superjet 100 yang ditemukan jatuh di Gunung Salak, Bogor, pada Rabu, 9 Mei lalu.
Erni mengenang adik iparnya itu sebagai orang yang penuh kepedulian. "Kalau Natal, dia selalu berinisiatif untuk mengumpulkan keluarganya," kata dia, yang datang dari Pontianak.
Onye merupakan anak keempat dari enam bersaudara. "Dia tak segan membiayai tiket saudara-saudaranya untuk berkumpul," kata dia. Padahal keenam bersaudara itu tinggal berjauhan, mulai dari Papua hingga Pontianak.
Erni pun mengakui kebaikan pria lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1983 itu. "Memang kebaikan Onye itu luar biasa," ucap Indriyati--istri korban--melalui pesan BlackBerry Messenger kepada Erni, yang ditunjukkan kepada Tempo. Indriyati tetap menunggu di rumah.
Onye adalah penatua di Gereja Kristen Indonesia Maulana Yusuf (GKI MY), Bandung. Dia aktif dalam pelayanan MY Leadership. Kerabat dan rekan korban terus berdatangan ke rumah duka di Jalan Gempol nomor 117, Bandung.
Jumat, 12 Mei lalu, jenazah Onye ditemukan dalam keadaan yang relatif utuh. Selain itu, di dalam dompetnya juga masih terdapat kartu tanda penduduk (KTP). "Hanya ada luka di sini," ucap Eko, salah seorang anggota relawan evakuasi Sukhoi, sambil menunjuk bagian paha. Identifikasi Onye mudah dicocokkan dengan KTP karena keadaan jasadnya masih utuh.
TEMPO.CO
No comments:
Post a Comment